Bapak Pratikno lahir di Bojonegoro pada 13 Februari 1962. Ia hijrah ke Yogyakarta
untuk menimba ilmu di bidang politik dan pemerintahan di kampus UGM. Melanjutkan
pendidikannya di di bidang tersebut, ia kemudian terbang ke negeri Ratu
Elizabeth dan mengambil jurusan Development Administration di University of
Birmingham, Inggris, hingga mengantongi gelar M.Soc.Sc pada tahun 1991. Tidak
berhenti sampai di situ, beliau terbang ke Australia untuk mengambil program
doktoral di Flinders University of South Australia jurusan Asian Studies.
Bapak Pratikno yang lahir di sebuah kampung terpencil di Desa
Donogede, Tambak, Bojonegoro ini sempat mengalami kehidupan tanpa listrik sebab
sinar terang di kampungnya baru dirasakan tahun 1994. Di desa yang berjarak 40
kilometer dari Bojonegoro itulah ia ditempa. Ia harus menumpang di rumah kepala
desa demi menamatkan sekolah SD. Untuk sampai ke tingkat SMP kondisi yang sama
juga harus diterima. Sekolahnya, berjarak 20 kilometer dari kampung.
Terbiasa mandiri sejak dini, beliau harus pindah ke Kota
Bojonegoro untuk melanjutkan ke SMA. Akhirnya ia ke Yogyakarta menempuh kuliah
di jurusan ilmu pemerintahan di FISIP UGM karena dorongan ingin menjadi
sekretaris daerah. Namun, setelah diterima di almamaternya menjadi dosen,
cita-citanya itu kandas.
Prof. Pratikno, M.Soc.Sc adalah Rektor Universitas Gadjah
Mada (UGM) Yogyakarta yang baru saja terpilih pada Maret 2012. Sebelum
pemilihannya sebagai rektor, ia dinobatkan menjadi Guru Besar Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik UGM pada tahun 2010. Selama karirnya di dunia akademik, ia banyak melakukan penelitian dalam politik lokal dan jaringan
pemerintahan yang merupakan bidang keahliannya. Ia juga beberapa kali menjadi
pembicara dalam workshop menjelang pemilu maupun pilkada.
Suami dari Dra. Ec. Siti Faridah ini bergabung sebagai pengajar di UGM sejak tahun 1986, setahun setelah ia mendapatkan gelar sarjananya. Profesi tersebut masih ia tekuni sampai sekarang. Tahun 2003, ia ditunjuk sebagai direktur Program Pascasarjana Prodi Ilmu Politik Konsentrasi Politik Lokal dan Otonomi Daerah sekaligus Wakil Dekan bidang Akademik FISIP UGM sejak tahun hingga tahun 2004.
Suami dari Dra. Ec. Siti Faridah ini bergabung sebagai pengajar di UGM sejak tahun 1986, setahun setelah ia mendapatkan gelar sarjananya. Profesi tersebut masih ia tekuni sampai sekarang. Tahun 2003, ia ditunjuk sebagai direktur Program Pascasarjana Prodi Ilmu Politik Konsentrasi Politik Lokal dan Otonomi Daerah sekaligus Wakil Dekan bidang Akademik FISIP UGM sejak tahun hingga tahun 2004.
Orang nomor satu di UGM ini banyak menulis artikel terkait bidang keahliannya,
contohnya artikel yang berjudul "Seandainya Otonomi Tanpa Kerjasama dalam
Kompleksitas dan Tawaran Format Kelembagaan" yang dipublikasikan pada 2007
dan "Mimpi Lama Yang Terus Hidup dalam Membangun NKRI dalam Membangun NKRI
dari Bumi Tambun Bungai Kalteng" pada tahun yang sama. Beberapa artikelnya
juga dimuat di harian setempat.
Beliau juga terpilih sebagai moderator debat capres tahun 2009 dan diangkat sebagai tim seleksi anggota KPU dan Bawaslu. Pratikno tinggal di daerah Jaban, Yogyakarta bersama istri dan tiga orang putrinya, yaitu Anisa Firdia Hanum, Hilda Mutia Hanum, dan Gita Nadia Hanum.
Beliau juga terpilih sebagai moderator debat capres tahun 2009 dan diangkat sebagai tim seleksi anggota KPU dan Bawaslu. Pratikno tinggal di daerah Jaban, Yogyakarta bersama istri dan tiga orang putrinya, yaitu Anisa Firdia Hanum, Hilda Mutia Hanum, dan Gita Nadia Hanum.
PENDIDIKAN
- S1 Ilmu Pemerintahan Fisipol UGM (1980-1985)
- S2 Department of Development Administration University of Birmingham, Inggris (1989-1991)
- S3 Department of Asian Studies, Flinders University of South Australia (1992-1996)
KARIR
- Rektor UGM (2012-2017)
- Pengajar di FISIP UGM
- Moderator debat capres tahun 2009.
- Direktur dan pengajar di Program Pascasarjana Prodi Ilmu Politik Konsentrasi Politik Lokal dan Otonomi Daerah, UGM (2003-sekarang)
- Wakil Dekan Bidang Akademik FISIP UGM (2001-2004)
Tanggapan saya tentang Bapak Pratikno
Kementerian Sekretariat Negara mempunyai tugas memberikan
dukungan teknis dan administrasi serta analisis kepada Presiden dan Wakil
Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan negara. Menurut saya bapak Pratikno
ini sangat pantas untuk diangkat sebagai menteri sekretariat negara, karena dia
lulusan dari jurusan administrasi dan sudah mencapai S3. Selain itu saat dia
kuliah S1, dia bercita2 untuk menjadi sekretaris daerah, namun karna dia diangkat
menjadi dosen, cita-citanya itu kandas. Dari situlah saya beranggapan bahwa
Bapak Pratikno ini mampu mengemban tugasnya sebagai mentri sekreariat negara
karna cita-citanya terdahulu dan diikuti dengan ilmu yang ia punya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar