DINAMIKA KONFLIK DALAM
ORGANISASI
1. Pengertian Konflik
Secara bahasa
konflik berasal dari bahasa latin configure yang berarti
saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses
sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya. Pengertian lain konflik menurut beberapa ahli antara lain:
a)
Taquiri (1977), konflik merupakan warisan kehidupan
sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya
keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau
lebih pihak secara berterusan.
b)
Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat
menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan
konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki
kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama
lain.
c)
Robbin (1996), keberadaan konflik dalam
organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak
menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut
dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam
organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
d)
Muchlas (1999), konflik merupakan bentuk minteraktif
yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada
tingkatan organisasi.
2.
Perubahan pandangan tentang
konflik
a) Persepsi : konflik ada karena persepsi berbeda dari pihak
– pihak yang
bersangkutan.
b) Pertentangan : konflik timbul karena adanya
pertentangan kepentingan.
c) Kelangkaan : konflik terjadi karena sumber
– sumber adanya tidak tak – terbatas.
d) Blokade : konflik didorong oleh
perilaku suatu pihak yang memblokir pencapaian tujuan dari pihak lain.
e) Perbedaan cara : konflik juga bisa terjadi karena
perbedaan cara untuk mencapai tujuan yang sama.
3. Jenis – jenis Konflik
a) Personrole conflict : konflik peranan yang terjadi didalam diri seseorang. Konflik ini pada
hakekatnya meminta kesadaran orang untuk menaati peraturan yang ada atau
memerlukan kesetiaan orang pada organisasi.
b) Inter-role conflict : konflik antar peranan, yaitu persoalan timbul karena satu orang menjabat
satu atau lebih fungsi yang saling bertentangan. Konflik ini dapat dihindari
dengan mendefinisikan kembali tugas yang terlebih dahulu telah
dispesialisasikan dan dialokasikan pada seorang tertentu sehingga akibat
negative dwi fungsi diminimumkan.
c) Intersender conflict : konflik yang timbuk karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa
orang. Ini dapat dihindari dengan memperlakukan sama bagi semua pihak-pihak
yang berkepentingan.
d) Intrasender conflict : konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling bertentangan.
Lima Jenis Konflik (menurut pihak – pihak saling
bertentangan):
- Konflik
dalam diri individu
Yang terjadi bila seseorang individu menghadapi ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. - Konflik
antar individu dalam organisasi yang sama,
Dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian. - Konflik
antar individu dan kelompok.
Yang berhubungan dengan individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. - Konflik
antar kelompok dalam organisasi yang sama
Karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok. - Konflik
antar organisasi
Yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam system perekonomian suatu Negara.
4.
Metode
– Metode pengolahan
Mengendalikan
konflik berarti menjaga tingakat konflik yang kondusif bagi perkembangan
organisasi sehingga dapat berfungsi untuk menjamin efektivitas dan dinamika
organisasi yang optimal. Namun bila konflik telah terlalu besar dan
disfungsional, maka konflik perlu diturunkan intensitasnya, antara lain dengan
cara :
1. Mempertegas atau menciptakan tujuan
bersama. Perlunya dikembangkan tujuan kolektif di antara dua atau lebih unit
kerja yang dirasakan bersama dan tidak bisa dicapai suatu unit kerja saja.
2. Meminimalkan kondisi
ketidak-tergantungan. Menghindari terjadinya eksklusivisme diatara unit-unit
kerja melalui kerjasama yang sinergis serta membentuk koordinator dari dua atau
lebih unit kerja.
3. Memperbesar sumber-sumber organisasi
seperti : menambah fasilitas kerja, tenaga serta anggaran sehingga mencukupi
kebutuhan semua unit kerja.
4. Membentuk forum bersama untuk
mendiskusikan dan menyelesaikan masalah bersama. Pihak-pihak yang berselisih
membahas sebab-sebab konflik dan memecahkan permasalahannya atas dasar
kepentingan yang sama.
5. Membentuk sistem banding, dimana
konflik diselesaikan melalui saluran banding yang akan mendengarkan dan membuat
keputusan.
6. Pelembagaan kewenangan formal,
sehingga wewenang yang dimiliki oleh atasan atas pihak-pihak yang berkonflik
dapat mengambil keputusan untuk menyelesaikan perselisihan.
7. Meningkatkan intensitas interaksi
antar unit-unit kerja, dengan demikian diharapkan makin sering pihak-pihak
berkomunikasi dan berinteraksi, makin besar pula kemungkinan untuk memahami
kepentingan satu sama lain sehingga dapat mempermudah kerjasama.
8. Me-redesign kriteria
evaluasi dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran prestasi yang dianggap adil
dan acceptable dalam menilai kemampuan, promosi dan balas
jasa.
5.
Konflik
struktural
Dalam organisasi klasik ada empat bidang
structural dimana konflik sering terjadi:
A. Konflik hirarkis,yaitu konflik antara berbagai
tingkatan organisasi
B. Konflik fungsional,yaitu konflik antara berbagai
departemen fungsional organisasi.
C. Konflik lini-staf ,yaitu konflik antar lini dan staf.
D. Konflik formal – informal,yaitu konflik antara
organisasi formal dan informal.
6.
Konflik
Lini dan Staf
Konflik lini
dan staff adalah konflik antara lini dan staff yang berhubungan dengan wewenang
atau otoritas kerja. Contoh konflik: Karyawan staff secara tidak formal
mengambil wewenang yang berlebihan. Konflik Lini dan Staff ini adalah konflik
yang sering terjadi di dalam organisasi, biasanya konflik ini terjadi karena
perbedaan pandangan para anggota Lini dan Staff.
a)
Menurut
pandangan Lini:
·
Para
anggota Lini sering memandang para anggota staff sering melangkahi wewenang.
·
Staff
tidak memberikan nasehat yang bermanfaat.
·
Staff
sering menumpang kebehasilan Lini.
b)
Menurut
pandangan Staff:
·
Lini
kurang memanfaatkan staff.
·
Lini
menolak gagasan-gagasan baru dari anggota staff.
·
Lini
memberi wewenang terlalu kecil kepada staff.
7.
Penanggulangan
Konflik Lini dan Staff
a) Manajemen puncak harus secara jelas menyampaikan delegasi departemen-departemen staff.
b)
Tanggung jawab lini dan staff harus jelas / diperjelas.
c)
Mengintegrasikan kegiatan-kegiatan lini dan staff.
d) Mengajarkan lini untuk menggunakan staff.
Bab Peran dan Teknik
Pengendalian dalam Manajemen
1.
PENGERTIAN PENGENDALIAN
Pengendalian merupakan salah satu bagian
dari manajemen. Pengendalian dilakukan dengan tujuan supaya apa yang telah
direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat mencapai target
maupun tujuan yang ingin dicapai. Pengendalian memang merupakan salah satu
tugas dari manager.
Pengendalian juga dapat diartikan sebagai bagian dari
pengetahuan perilaku terapan (applied
behavioral science) yaitu berbagai cara melakukan mengenai cara menjalankan
dan mengendalikan perusahaaan atau organisasi yang dianggap baik. Yang dimaksud dari “Dianggap baik” yaitu :
Ø Tolak ukur kinerja yang mencerminkan perusahaan / organisasi yang berjalan
secara efisien, efektif dan produktif.
Ø Apresiasi kepada sumber daya yang dimiliki perusahaan organisasi.
Alasan melakukan
pengendalian/pengawasan adalah :
- Kemungkinan
adanya pelanggaran dalam pelaksanaan perencanaan.
- Kemungkinan
terjadinya kesalahfahaman pihak perencana dan pelaksana.
- Kemungkinan
kurangnya penjabaran pekerjaan.
- Kemungkinan
bawahan kurang menguasai pekerjaan.
Pengendalian memiliki beberapa tujuan :
·
Supaya proses pelaksanaan dilakukan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari rencana.
·
Melakukan tindakan perbaikan, jika
terdapat penyimpangan-penyimpangan.
·
Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai
dengan rencananya.
·
Pengendalian bukan hanya untuk mencari
kesalahan-kesalahan, tetapi berusaha untuk menghindari terjadinya
kesalahan-kesalahan serta memperbaikinya jika terdapat kesalahan. Jadi
pengendalian dilakukan sebelum proses, saat proses, dan setelah proses, yakni
hingga hasil akhir diketahui. Dengan pengendalian diharapkan pemanfaatan
unsur-unsur manajemen efektif dan efisien.
Eleman-elemen System Pengendalian:
·
Pelacak ( Detector) atau sensor, sebuah
perangkat yang mengukur apa yang sebenarnya terjadi dalam proses yang sedang
dikendalikan.
·
Penaksir ( assessor), suatu perangkat
yang menentukan signifikasi dari peristiwa actual dengan membandingkanya dengan
bebrapa standar atau ekspetasi dari yang sebenarnya terjadi.
·
Effektor, suatu perangkat yang sering
disebut feedback yang mengubah perilaku jika assessor mengindikasikan kebutuhan
yang dipenuhi.
·
Jaringan komunikasi, perangkat yang
meneruskan informasi antara detector dan assessor dan antara assessor dan effektor.
Jadi
pengendalian dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari
beberapa sistem yang saling berhubungan untuk membantu manajemen suatu
organisasi/perusahaan untuk mencapai tujuannya melalaui strategi tertentu
secara efisien dan efektif dan mencegah adanya penyimpangan atau setidaknya
memperkecil kesalahan yang mungkin akan terjadi
2.
JENIS-JENIS
PENGENDALIAN
A.
Pengendalian Pendahuluan
Pengendalian ini memastikan bahwa sebelum kegiatan
dimulai, maka sumber daya manusia, bahan dan modal yang diperlukan sudah
dianggarkan sehingga bilamana kegiatan dilakukan, maka sumber daya tersebut
tersedia, baik menyangkut jenis, kualitas, kuantitas, maupun sesuai dengan
kebutuhan.
B.
Pengendalian
Bersamaan
Dalam hal ini, manajer melakukan fungsi pengarahan
kepada pekerjaan bawahannya. Pengarahan yang dimaksud, yaitu melalui tindakan
ketika mereka memberikan instruksi kepada bawahan dalam berbagai metode dan
prosedur yang layak serta mengawasi pekerjaan bawahan untuk menjamin supaya
pekerjaan dikerjakan dengan baik.
C.
Pengendalian Umpan Balik
Sistem pengendalian umpan balik biasanya berfokus pada
hasil-hasil akhir sebagai dasar perbaikan berbagai tindakan masa depan. Metode
umpan balik yang dipakai dalam bisnis meliputi analisis laporan keuangan,
pengendalian kualitas, dan evaluasi kinerja karyawan.
3.
PROSES PENGENDALIAN
Menurut Robbins dan Coulters, proses pengendalian terdiri dari 4 aktifitas
yaitu:
·
Penetapan tujuan (goal
setting)
·
pengukuran (measuring)
·
membandingkan kinerja actual dengan standar kinerja (comparing actual permfomance against standard)
·
tindakan manajerial (managerial action).
Penetapan tujuan diawali dengan adanya penetapan
terlebih dahulu berbagai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan, strategi
untuk mencapai tujuan tersebut sampai penentuan anggaran yang menunjukan rencana
alokasi masing-masing sumber daya organisasi perusahaan dalam menunjang
pencapaian tujuan.
Pengukuran merupakan penetapan satuan numeric terhadap
suau objek yang di ukur. Aktifitas pengukuran menyangkut 2 hal :
·
Pengukuran berkaitan dengan apa yang di ukur.
·
Pengukuran berkaitan dengan bagaimana pengukuran
dilakukan.
Membandingkan merupakan proses membandingkan kinerja
actual dengan starndard kinerja dan berbagai tujuan yang telah ditetapkan
tujuan maupun standard ditetapkan pada tahap perencanaan (planning).
Tindakan managerial langkah terakhir dari proses pengendalian adalah
melakukan evaluasi terhadap kinerja yang dicapai organisasi secara keseluruan
maupun pencapaian kinerja individu
4.
KARAKTERISTIK PENGENDALAIN YANG EFEKTIF
•
berawal
ketika director mencari informasi tentang aktivitas, director ini dapat berupa
system informasi baik formal maupun informal, yang menyediakan informasi kepada
pimpinan mengenai apa yang terjadi di dalam suatu aktifitas.
•
Setelah
informasi diperoleh , aktifitas yang terekam di dalamnya dibandingkan dengan
standart atau patokan berupa criteria mengenai apa yang seharusnya
dilaksanakan dan seberapa jauh juga pembenaran.
•
Proses
perbaiakn dilaksanakan oleh efektir, sehingga penyimpangan-penyimpangan diubah
agar kegiatan kembali mengikuti criteria yang telah ditetapkan.
•
Begitulah
propses pengendalian manajemen , dinamis dan berkelanjutan.
5.
PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN
Tidak
ada sistem yang baik dan buruk , yang ada adalah suatu desain system pasfit
dengan lingkinagn bisnis yang dihadapi oleh organisasi. Suatu system dengan
lingkunagn tempat system tersebut digunakan untuk menjadikan system tersebut
efektif untuk menjalankan bisnis dilingkungan tersebut. Oleh karena itu
mendesain system pengendalian manajemen, karakteristik lingkungan bisnis yang
dimasuki oleh organisasi merupakan dasar untuk mendesain system tersebut.
Pendekatan penyusunan system seperti itu disebut Contingency Approach.
Lingkungan
bisnis ibarat suatu territorial, untuk menjelajahi diperlukan suatu peta. Peat
yang menggambarkan lingkungan bisnis yang dihadapi oleh manajemen disebut paradigma the way we see the world.
Paradigm tertentu kita memandang dunia yang dihadapi, dan denagn paradigma ini
kita bersikap dan bertindak. Serta berdasarkan paradigma tersebut kita
mendesain system suatu alat yang kita digunakan untuk mengorganisasikan
berbagai sunber daya untuk mewujudkan system.
6.
PENGENDALIAN KEUANGAN
Laporan keuangan
Laporan
keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode
akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :
·
Neraca
·
Laporan perubahan posisi keuangan yang
dapat disajikan berupa laporan arus
kas atau laporan arus dana
·
Catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan
Unsur
yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban,dan ekuitas.
Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinereja dalam laporan laba
rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi
keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba
rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.
Laporan
keuangan digunakan untuk menelusuri nilai uang dari barang atau jasa yang masuk
kedalam dan luar organisasi. Laporan memberikan sarana untuk memonitori tiga
kondisi utama keuangan,yaitu:
1.
Likuiditas yaitu kemampuan mengubah aktiva menjadi uang tunai agar dapat
memenuhi kebutuhan jangka pendek.
2.
Kondisi umum keuangan yaitu keseimbangan jangka panjang antara utang fan
kekayaan.
3.
Profitabilitas yaitu kemampuan untuk mendapatkan laba secara kurun waktu yang
panjang.
7.
METODE PENGENDALIAN ANGGARAN
Anggaran
adalah laporan kuantitatif formal mengenai sumber daya yang disisihkan untuk melaksanakan
aktivitas yang telah direncanakan selama jangka waktu tertentu. Anggaran dapat
dinyatakan dalam bentuk uang yang mudah digunakan dalam berbagai kegiatan
aktivitas organisasi atau perusahaan. Aspek keuangan dari anggaran dapat
memberikan informasi secara langsung mengenai modal dan laba. Anggaran juga
dapat menetapkan standar prestasi kerja yang jelas dan tidak meragukan untuk
jangka waktu tertentu.
Proses
pembuatan anggaran dimulai ketika manajer menerima ramalan ekonomi serta
pemnjualan penjualan dan laba untuk tahun mendatang dari manajemen puncak,
bersama dengan jadwal kapan dengan pengukuran harus diselesaikan. Selama proses
penjualan anggaran ketika sumber daya tang terbatas milik perusahaan
dialokasikan, manajer mungkin merasa khawatir bawha mereka tidak mendapat
bagian yg adil.
Berikut adalah
berbagai macam anggaran :
- Anggaran
operasi
Menunjukan
barang dan jasa yang diperkirakan akan dikonsumsi oleh perusahaan selam
periode anggaran .
- Anggaran
keuangan
Menyatakan
secara rinci uang yang akan dikeluarkan oleh perusahaan selama periode yang
sama dan darimana asal uang tersebut.
8. JENIS-JENIS
ANGGARAN
Pengertian anggaran (budget) ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis,
meliputi seluruh kegiatan perusahaan, dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter
dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang (Munandar,
1986).
- Anggaran
Penjualan
Anggaran
penjualan merupakan suatu penentuan jumlah unit penjualan yang diperkirakan
akan dijual di dalam suatu perusahaan untuk periode yang akan datang. Pada
umumnya anggaran penjualan ini akan menyebutkan jumlah unit yang dijual serta
harga jual per unit produk tersebut untuk masing-masing daerah penjualan yang
ada. Dengan demikian, maka dari anggaran penjualan yang disusun tersebut akan
dapat diketahui proyeksi penerimaan pendapatan perusahaan dari penjualan produk
serta jumlah unit untuk masing-masing jenis produk yang dijual.
Untuk menyusun anggaran penjualan ini
perlu disusun peramalah penjualan perusahaan dengan mempergunakan model yang
paling sesuai dengan situasi dan kondisi dari penjualan produk perusahaan.
Beberapa model yang dapat dipergunakan untuk mengadakan penyusunan anggaran
penjualan produk perusahaan ini antara lain model trend pangkat tunggal, tren
pangkat dua, regresi, dan lain-lain.
- Anggaran
Produksi
Anggaran
produksi dapat disusun setelah mengetahui berapa besar rencana penjualan untuk
masing-masing produk. Rencana penjualan ini dapat dilihat dalam anggaran
penjualan. Berdasarkan rencana penjualan yang telah tersusun tersebut serta
dengan mempertimbangkan perubahan persediaan produk akhir yang ada , maka
anggaran produksi akan dapat disusun.
Di
dalam menyusun anggaran produksi bulanan, maka akan dikenal penerapan dari pola
produksi yang ada di dalam perusahaan. Di dalam pemilihan pola produksi untuk
perusahaan, maka manajeen selayaknya mempertimbangkan berbagai macam faktor
yang berhubungan dengan biaya –biaya yang harus menjadi tanggungan perusahaan
apabila perusahaan tersebut memilih salah satu dari pola produksi tersebut.
Sebagaim mana diketahui, pola produksi ada tiga macam:
·
Pola
produksi konstan
Merupakan
pola produksi di mana jumlah produksi dari bulan ke bulan adalah sama atau
relatif sama, Walaupun terdapat perubahan penjualan produk perusahaan dari satu
bulan dengan bulan yang lain.
·
Pola
produksi bergelombang
Merupakan
pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan mengalami perubahan sesuai
dengan perubahan penjualan, sedangkan jumlah persediaan barang jadi adalah
stabil atau tetap.
·
Pola
produksi moderat
Merupakan
suatu pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan selalu mengalami
perubahan, namun perubahan ini tidak akan sebesar perubahan penjualan produk
yang ada. Perubahan penjualan produk akan diserap secara bersama-sama di dalam
perubahan jumlah produksi dan persediaan barang jadi. Manajemen perusahaan akan
berusaha untuk mengadakan pemilihan pola produksi yang paling sesuai dengan
situasi dan kondisi dari perusahaan tersebut.
- Anggaran
Bahan Baku
Apabila
anggaran produksi telah disusun, maka anggaran bahan baku telah dapat disusun
pula. Penyusunan anggaran bahan baku akan dilakukan secara bertahap. Tahap
pertama adalah mengidentifikasi tingkat penggunaan bahan baku atau yang disebut
dengan material usage rate. Apabila
tingkat penggunaan bahan baku ini telah diketahui, maka dengan mempergunakan
data anggaran produksi (dimana diketahui jumlah yang akan diproduksi selama
satu periode) maka akan dapat disusun jumlah unit kebutuhan bahan baku untuk
keperluan proses produksi. Setelah itu baru kemudian diperhitungkan besarnya
jumlah unit kebutuhan bahan baku yang akan dibeli. Jumlah unit bahan baku yang
akan dibeli akan sama dengan besarnya jumlah unit kebutuhan bahan baku untuk
proses produksi ditambah atau dikurangi dengan selisih yang terjadi antara
persediaan awal dengan rencana persediaan akhir dari bahan baku yang akan
dipergunakan tersebut. Apabila persediaan awal bahab baku ternyata lebih besar
dari rencana persediaan akhir, maka besarnya pembelian bahan baku akan sama
dengan kebutuhan bahan baku untuk proses produksi dikurangi dengan selisih
persediaan awal dengan persediaan tersebut, begitu pula sebaliknya. Dengan
dasar kebutuhan bahan baku yang akan dibeli ini maka manajemen perusahaan akan
dapat memperhitungkan berapa besarnya dana yang diperlukan di dalam pembelian
bahan baku untuk keperluan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan
- Anggaran
Tenaga Kerja Langsung.
Tenaga
kerja langsung adalah tenaga manusia yang bekerja langsung dalam pengolahan
produk. Sedangkan tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja manusia yang
ikut membantu penyelesaian produk. Anggaran tenaga kerja langsung meliputi
taksiran keperluan tenaga kerja yang diperlukan untuk memproduksi jenis dan
berapa banya kuantitas produk yang direncanakan dalam anggaran produksi. Rumus
yang digunakan untuk menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung (BTKL) atau
biaya tenaga kerja langsung standar (BTKLSt) sebagai berikut :
Anggaran
BTKL = JKSt x TUSt atau P x BTKLSP
- Anggaran
Biaya Overhead Pabrik.
Biaya
Overhead Pabrik merupakan komponen ketiga di dalam
penyusunan perhitungan besarnya harga
pokok produksi. Biaya
overhead pabrik terdiri dari seluruh
biaya yang terjadi di dalam pabrik
kecuali
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
- Anggaran
Persediaan
Anggaran
persediaan merupakan anggaran yang merencanakan secara
terperinci berapa nilai persediaan pada
periode yang akan datang. Pada
perusahaan manufaktur persediaan yang
ada terdiri dari 3 jenis, yakni
persediaan material, persediaan barang
setengah jadi, persediaan
barang jadi.
- Anggaran
Biaya Non Produksi
Anggaran
Biaya non Produksi merupakan sruktur terinci yang tidak termasuk dalam biaya-biaya produksi. Selain
itu biaya non produksi ini hanya sebagai penunjang kegiatan produksi sehingga
tidak akan mempengaruhi penjualan yang sudah dianggarkan dan kebutuhan
persediaan.
- Anggaran
Pengeluaran Modal
Anggaran
Pengeluaran Modal merupakan anggaran yang mengumpulkan laba sebanyak-banyaknya
dengan mengeluarkan semua aktiva atau modal yang dimiliki. Oleh karena itu
dalam anggaran ini harus sangat teliti dalam mengambil keputusan untuk
menghindari kerugian yang sangat besar.
- Anggaran
Kas
Anggaran
Kas merupakan anggaran yang sederhana menunjukkan saldo awal kas, ditambah kas
masuk yang diantisipasi lebih, dikurangi pengeluaran kas yang diantisipasi,
saldo kas lebih atau kurang maupun yang akan mungkin perlu dipinjam.
- Anggaran
Rugi-Laba
Anggaran
Rugi-Laba merupakan hasil akhir dari semua anggaran operasional seperti
penjualan, harga pokok penjalan, biaya komersil dan biaya adminstrasi dan
keuangan diringkas dalam laporan laba-rugi dianggarkan.
- Anggaran
Neraca
Anggaran
Neraca adalah neraca yang memberikan gambaran saldo akhir aktiva, utang, dan
modal yang diantisipasi jika rencana yang dianggarkan terlaksana dengan baik.
- Anggaran
Perubahan Posisi Keuangan
Anggaran
Perubahan Posisi Keuangan adalah memuat mengenai rencana perubahan aktiva,
utang, dan modal perusahaan selama periode yang dianggarkan untuk mengetahui
posisi keuangan suatu perusahaan.